<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6077693976780833028\x26blogName\x3dNabelle+Marion+Elsveta\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nabellemarion.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nabellemarion.blogspot.com/\x26vt\x3d-4581477069342913430', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
profile journal tagboard affiliates credits
Disclaimer

I'm currently 13 years old


Belle's Diary


Dear Diary ♫

Memorable Stories

Contents

Belle's Bio ♫
Surat Tahun Pertama ♫
Kontrak Sihir ♫
Seleksi Asrama ♫
On A Rollercoaster Ride ♫
Berburu Naga Kerdil ♫
Half Alive ♫
It's Fun, Huh? ♫
I Want My DRAGON ♫
She's a Pedophilia Virus ♫
Pieces of Memory ♫

Archives

Recent Posts
I Want My DRAGON! (Belle Pov)
I Want My DRAGON (SILVER Pov)
I Want My DRAGON (Belle Pov)
I Want My DRAGON (Silver Pov)
I Want My DRAGON (Belle Pov)
I Want My DRAGON (Silver Pov)
I Want My DRAGON (ZEUS Pov)
I Want My DRAGON (Belle Pov)
I Want My DRAGON (SILVER Pov)
I Want My DRAGON (ZEUS Pov)


Date back by month
November 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Mei 2010
Juni 2010
Selasa, 29 Desember 2009 @ 08.31
`Gerbong 5 : Kompartemen #13

Waktu berjalan demikian cepat, bukan? Tak terasa ini sudah tahun kedua bagi Belle menjadi seorang murid Hogwarts—menjadi penyihir. Dulu, di kereta Hogwart's Express ini, Belle bersama Challaza, kakak angkat yang ditemuinya di Leaky Cauldron. Tahun ini, Belle bersama kakak sepupunya. Sungguhan. Belle ternyata punya saudara dan itu berita yang sangat menyenangkan di luar dari kenyataan bahwa Belle lupa tentang kakak sepupunya itu. Yang tak disangka, adik Ms. Leona ternyata tahun ini pun akan masuk Hogwarts, Elliot.

Belle masuk ke dalam kompartemen kosong yang ditemukan oleh Zeus dan langsung mengambil tempat duduk di samping jendela. Tempat favoritnya karena dia bisa melihat-lihat pemandangan dalam perjalanan menuju Stasiun Hogsmeade. Tubuhnya masih lemas tapi perasaannya sudah jauh lebih baik. Lagipula, Zeus berjanji akan membantunya mengingat sedikit demi sedikit tentang masa lalunya. Dari penuturan Zeus, Belle sedikit banyak bisa mengingat sebagian kecil tentang kehidupannya di Kastil Elsveta dulu. Bahwa dia mempunyai banyak teman sesama bangsawan di wilayah Novgorod, Rusia. Bahwa dia sejak berusia 5 tahun sudah pandai menggunakan sapu terbang dan sering mencuri-curi menggunakan sapu terbang milik ayahnya untuk bermain dengan Zeus. Pantas saja saat di kelas terbang, gagang sapu itu terasa demikian akrab dan mudah dikendalikan.

"Sudah merasa lebih baik, Baby Belle?"

Belle menoleh, menatap kakak sepupunya sambil tersenyum hangat—senang dengan usapan lembut Zeus di kepalanya. "Sudah. Terimakasih, Zeus. Hehehe." Meski warna rambut Zeus sama seperti prefek ular yang Belle benci, tapi sifat Zeus sangat bertolak belakang dengan orang itu. Zeus sangat baik padanya, sangat memperhatikannya. Apalagi wajah Zeus mirip dengan almarhum ayah Belle. Belle seperti mempunyai seorang kakak kandung sekarang. Boris, si dragon cat, sekarang mendengkur pelan dalam buaiannya. Tertidur.

Tatapannya kemudian beralih pada sosok anak laki-laki berambut pirang yang duduk di kursi di hadapannya, Elliot. "Elliot," panggilnya sambil tertawa terkekeh, "Apakah Ms. Leona juga mengajarimu pelajaran tentang etiket dan tata krama di rumah? Kakakmu itu guru yang keras tapi Belle sayang."

"Permisi masih ada tempat untukku?"

Wah, ada seseorang datang. Belle melemparkan senyum pada gadis pirang itu. Calon juniornya. "Halo. Tentu saja masih ada. Silakan masuk."

~*~*~*~

"Ah, sebenarnya kakak jarang pulang ke rumah. Jadi aku tidak begitu tahu tentangnya."

JLEB.

Sepertinya Belle salah memberikan pertanyaan pada Elliot. Belle baru ingat kalau Ms. Leona lebih sering berada di rumahnya ketimbang ada di rumah Elliot, bahkan tak jarang Ms. Leona menginap disana. Aduh, Belle bodoh sekali memberikan pertanyaan sedemikian rupa pada Elliot. "Ah, maaf."

"Baby Belle, ini coklat dari Papa botak-mu." Zeus mengulurkan sebuah kotak yang katanya berisi coklat padanya. "Waaah... dari Papa Silver?! Sungguh?!" Gadis kecil itu menerima kotak tersebut dengan gembira tanpa mengetahui bahwa coklat di dalamnya berbentuk kodok dan bisa melompat-lompat persis seperti aslinya. Perasaan bersalah pada Elliot yang tadi ada di hatinya lenyap begitu saja. Dasar anak polos. Belle meletakkan kotak itu di pangkuannya lalu mengajak dragon cat-nya bicara, "Boris, suka coklat tidak?" Tentu saja bayi kucing yang dikiranya naga itu tidak suka. Boris hanya mengeong pelan, kesal karena tidurnya terganggu.

"Um, apa kakak Belle tahu tentang penyakit-penyakit di dunia sihir?"

A—apa?! Penyakit dunia sihir?

"A... apa, ya?" gumam Belle sembari menatap pada Elliot. Gadis kecil itu berusaha mengingat-ingat penyakit-penyakit yang mungkin pernah diderita oleh dia dan teman-temannya semasa di Hogwarts. "Hampir sama dengan penyakit muggle, sih. Kecuali kalau kamu salah pakai mantra dan mantra itu berbalik padamu, kadang itu bisa membuat hidungmu jadi panjang. Lalu, kalau salah buat ramuan, bisa-bisa seluruh tubuhmu penuh bisul. Belle cuma tahu itu saja, sih."

Belle baru naik ke kelas dua. Jadi, jangan berharap kau bisa mengetahui banyak hal tentang dunia sihir pada gadis kecil yang bahkan dengan mudahnya percaya bahwa bayi kucing dalam gendongannya itu adalah seekor dragon cat. Dengan tampang polos, Belle menyunggingkan seulas senyum manis untuk Elliot. Hehe.

"Permisi—masih ada tempat kosong, kan?"

Ah, seorang anak laki-laki yang dikenalinya di Diagon Alley masuk ke dalam kompartemen mereka. Anak yang mengira tante hansip gemuk waktu itu sebagai Erumpent. Belle sudah mengecek di buku tentang hewan-hewan sihir. Erumpent itu bentuknya seperti badak! Belle langsung terbahak-bahak saat melihat gambar hewan sihir itu dan membayangkan sosok si tante hansip gemuk. Untung saja, tante erumpent itu tidak melaporkan mereka sehingga sekarang mereka masih bisa naik ke Hogwarts Express. "Hey, Harvey. Masih ada, kok. Masuk saja," ujar gadis kecil itu ceria.

Belle mengambil kotak coklat dari pangkuannya lalu membuka tutupnya tanpa melihat isinya. Dia mengulurkan kotak itu ke hadapan teman-teman sekompartemen—barangkali ada yang mau makan coklat bersama. "Ada yang mau? Ambil sa—"

"AAAAHHHH!!"

Kata-katanya terputus oleh teriakannya sendiri ketika dari dalam kotak itu berlompatan makhluk-makhluk berwarna coklat. Makhluk yang paling ditakuti oleh gadis kecil itu karena bentuknya yang menjijikan dan berlendir. Demi dagu Merlin yang bengkak penuh bisul. Belle takut sama kodok. Gadis kecil yang ketakutan itu melempar kotak coklat kodoknya ke langit-langit dan meringkuk di kursinya sendiri sambil memeluk Boris.

"Huwaaa—Jauhkan kodok-kodok itu dari Belle!! Zeeeuuussss... itu bukan coklat! Itu kodokkkk! Huwaaaa!!"

~*~*~*~

Ya Tuhan.. Ya Tuhan..

Belle terkejut setengah mati ketika banyak sekali kodok yang berlompatan keluar dari kotak coklat yang dipegangnya. Belle sangat amat takut pada kodok. Dan itu satu-satunya hal yang dia takuti setelah petir. Selain itu, Belle tak takut sama sekali. Tahun ini benar-benar, deh. Dua kali sudah dihadapkan dengan hal-hal yang dia takuti, beruntun pula. Gadis kecil itu tahu bahwa dia tak mungkin menyalahkan Silver yang bermaksud baik memberikan coklat itu padanya. Silver tak tahu bahwa gadis kecil berambut keemasan ini takut setengah mati pada yang namanya kodok. Kalau saja yang melompat-lompat keluar itu bukan berbentuk kodok, pasti saat ini Belle sudah cekikikan menangkapi bersama kakak sepupunya.

Empat tahun lalu, Belle sedang bermain pasir di halaman rumahnya sendirian. Ya, Belle tak punya teman bermain selama tinggal di London. Dia lebih suka tinggal di rumah bersama Teresa, Nonna dan Poppa-nya. Jangan lupa Ms. Leona, guru privatnya yang sangat ke-bangsawan-an gayanya. Saat itu Belle sedang mencoba membuat istana pasir yang besar. Dia sudah membawa ember, sekop sampai bebek-bebekkan. Ketika dia sedang asyik bermain, tiba-tiba saja hujan deras turun. Areal kecil berpasir tempatnya bermain seketika berubah menjadi kolam. Belle yang kesal karena istana pasirnya hancur, menangis di tempat. Dan tiba-tiba seekor kodok melompat dan mendarat di wajah mungilnya. Menempelkan lendir yang menjijikan. Belle dengan cepat menepis kodok itu namun seekor kodok lain yang lebih besar datang dan melompat ke arahnya. Setelah itu muncul lagi beberapa kodok. Entah apa yang membuat kodok-kodok itu berdatangan ke arahnya, yang pasti saat itu Belle kecil sangat ketakutan. Wajah para kodok yang seperti monster itu terus terngiang di benaknya, rasa lengket kulit yang menempel di wajahnya pun masih terasa jelas tiap kali gadis kecil itu melihat kodok melompat. Hiiy—

"Hey hey, senior Elsveta," bisik Zeus tiba-tiba, "ada yang bertanya padamu, tuh. Buka mulutmu, ngomong-ngomong."

"Ha?" Siapa yang bertanya? Hap. Sesuatu yang manis dan bergerak-gerak dimasukkan ke dalam mulutnya yang sedang terbuka dengan cepat. Enak. Apa itu? "Enak, bukan?" Belle mengangguk polos. Coklat tentu saja enak. Eh? Coklat? Coklat berbentuk kodok yang tadi? Jijik. Tapi enak. Belle berusaha mati-matian untuk tidak membayangkan bahwa barusan dia makan kodok dengan menatap seorang junior yang tadi bertanya padanya soal asrama sembari merapikan poninya sebisa mungkin untuk menutupi sebaris tulisan berwarna merah darah yang tertera di keningnya.

"Ah, asrama yang mana pun bagus, kok."

Label: