<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6077693976780833028\x26blogName\x3dNabelle+Marion+Elsveta\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nabellemarion.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nabellemarion.blogspot.com/\x26vt\x3d-4581477069342913430', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
profile journal tagboard affiliates credits
Disclaimer

I'm currently 13 years old


Belle's Diary


Dear Diary ♫

Memorable Stories

Contents

Belle's Bio ♫
Surat Tahun Pertama ♫
Kontrak Sihir ♫
Seleksi Asrama ♫
On A Rollercoaster Ride ♫
Berburu Naga Kerdil ♫
Half Alive ♫
It's Fun, Huh? ♫
I Want My DRAGON ♫
She's a Pedophilia Virus ♫
Pieces of Memory ♫

Archives

Recent Posts
Event Halloween Ball part 2
Event Halloween Ball
Berburu Naga Kerdil
Another Universe versi preman
Another Universe (MENGGILA MODE)
Orkes Dangdut Keliling
Unperfect
Money Tree?
Kelas Sejarah Sihir
Hasil Karya Belle -Om Banshee-


Date back by month
November 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Mei 2010
Juni 2010
Rabu, 18 November 2009 @ 01.58
`The Tale of Macturian

Nama : Michika Matsukaze
Status : Anak pelayat dari Jepang
Umur : 3 tahun
Foto-foto : Penampilan Michika || Michika nyengir || Ekspresi Michika
Keterangan : mencari papa mama yang tersesat, kalau sedang tidak bicara selalu menggembungkan pipi seperti ini.




"Michika."

"Siapa Michika?"

"Kamu."

"Bukan. Aku Nabelle."

"Bodoh. Ini dunia mimpi dan sekarang namamu Michika!"

"Siapa Michika?"

"Seorang anak pelayat dari Jepang."

"Oh, boleh juga jadi gadis Jepang yang manis sesekali."

"Umurmu tiga tahun dan kamu sedang tersesat di dalam istana."

"Jangan bercanda. Ini mimpiku, terserah aku dong?"

"Jangan banyak cingcong. Sana cari orangtuamu!"



Dan disinilah dia sekarang, di sebuah ruangan super besar entah terdiri dari berapa ribu tatami yang berbulu dengan banyak sekali orang-orang berdiri di depannya. Semuanya terlihat seperti raksasa dalam penglihatan bocah kecil berusia tiga tahun itu—menyeramkan ih. Papa dan mama yang mengajaknya kesini, sekarang entah ada dimana. Mungkinkah mereka tersesat? Michi harus mencari mereka kalau begitu. Padahal sejak turun dari pesawat terbang tadi, Michi terus-terusan menggandeng mereka supaya mereka tidak menghilang. Ternyata ukuran tubuh Michi yang kecil kontet nan lucu itu tidak efektif menjadi penjaga orangtua.

Bocah kecil itu menyapu seluruh ruangan dengan permata hitam pekatnya, berusaha mencari-cari dimana papa dan mamanya berada. Seharusnya tidak jauh dari sana, bukan? Kaki-kaki kecilnya yang dibalut kaos kaki putih berenda-renda dan sepatu mungil berwarna pink mengayun perlahan—kepalanya tetap tengok kiri kanan dengan pipi menggembung.

"Ga' keyiatannnn," seru bocah kecil itu sambil memonyongkan bibirnya—kesal. Semua orang terlihat seperti tiang listrik baginya. Yang terlihat jelas hanya celana atau roknya saja. Setiap kali menengadah yang terlihat hanya bagian bawah dagu dan dua lubang hidung yang mengundang untuk dicolok dengan jari mungilnya. Bocah kecil itu mendengus kesal—pipinya semakin digembungkan. Dia kembali berjalan berputar-putar di tempat yang sama—meski merasa sudah berjalan sangat jauh dan lama sekali. Sesekali dia memanjat kursi yang cukup rendah dan berdiri di atasnya mencari-cari sosok yang mirip dengan papa dan mamanya.

Bocah kecil itu bingung, untuk apa orang-orang sebanyak ini berada di satu ruangan. Membuatnya semakin susah mencari papa dan mamanya yang tersesat. Bagaimana kalau mereka nanti menangis mencarinya? Kasihan, kan. Michi nanti jadi harus susah payah menghibur mereka supaya berhenti menangis. Melelahkan.

Bocah kecil itu tiba-tiba berhenti di depan meja yang penuh dengan kue-kue kecil, menatap dengan terpesona dan setitik liur mengintip di sudut bibirnya. Dia langsung lupa akan tugasnya mencari papa dan mamanya. Dengan kedua kaki mungilnya dan sedikit bantuan tangannya, dia memanjat menaiki sebuah kursi yang ada di dekat meja tersebut.Hup—

—kini kue-kue itu bisa dengan mudah diambilnya. Dengan girang diambilnya sebuah kue penuh krim strawberry dan langsung dilahapnya dengan rakus. "Eny'aakk..." Wajah lucunya itu kini belepotan dengan krim strawberry. Dia mengambil lagi sebuah kue dengan lapisan selai coklat tebal yang terlihat sangat menggiurkan. Hap—kue itu dengan sukses masuk ke mulutnya dan menambah noda di wajah dan tentu saja di tangannya. Dia melahap kue-kue itu satu persatu dengan wajah sangat bahagia. Namanya juga anak-anak. Setelah perutnya kenyang, dia teringat lagi pada papa dan mamanya. Bocah kecil itu segera turun dari kursi tempatnya berdiri tadi sambil menjilati jari-jarinya yang penuh krim dan kembali melangkah mencari papa dan mamanya.

"Meonggg"

Meong? 'ucing? Michi cuka!

Tiba-tiba indera pendengarannya menangkap suara seekor kucing dan sekali lagi, lupalah dia pada tugasnya. Bocah kecil itu menoleh ke arah suara dan melihat beberapa orang besar sedang berkumpul disana. Dua laki-laki yang ada disana berambut hitam dan tampak seperti papanya dari belakang. Bocah kecil itu juga melihat seekor kucing tengah digendong-gendong bergantian oleh mereka.

Papa main sama 'ucing?

Michi dengan riang berlari dengan langkah-langkah yang mungkin terlihat goyah di mata orang dewasa—ke arah orang yang diduga adalah papanya. Pluk. Dengan cepat bocah kecil itu memeluk erat kaki salah satu dari kedua lelaki itu yang dianggap paling menyerupai papanya. Wajah dan tangannya yang belepotan dengan sukses menodai celana orang itu. "Papa! Michi mau! 'ucing! Michi mau 'ucing!"

Label: