<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6077693976780833028\x26blogName\x3dNabelle+Marion+Elsveta\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nabellemarion.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nabellemarion.blogspot.com/\x26vt\x3d-4581477069342913430', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
profile journal tagboard affiliates credits
Disclaimer

I'm currently 13 years old


Belle's Diary


Dear Diary ♫

Memorable Stories

Contents

Belle's Bio ♫
Surat Tahun Pertama ♫
Kontrak Sihir ♫
Seleksi Asrama ♫
On A Rollercoaster Ride ♫
Berburu Naga Kerdil ♫
Half Alive ♫
It's Fun, Huh? ♫
I Want My DRAGON ♫
She's a Pedophilia Virus ♫
Pieces of Memory ♫

Archives

Recent Posts
Hasil Karya Belle -Om Banshee-
It's Fun, huh!?
Halaman - Tek Dunk: MAU PETASAN?
Registrasi Klub Musik
Kelas Herbologi - Ravenclaw & Slytherin
On a Rollercoaster Ride
Pesta Awal Tahun 1984
Come and Play With Me -Thread Reza-
Fitness? -Thread Kak Jose F. Dawne, prefek Gryffin...
Seleksi Asrama


Date back by month
November 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Mei 2010
Juni 2010
Selasa, 10 November 2009 @ 01.23
`Kelas Sejarah Sihir




Pelajaran ketiga yang akan diikuti oleh gadis kecil itu adalah Sejarah Sihir. Sejarah, subjek yang tidak terlalu dikuasai oleh gadis kecil berambut pirang itu. Pasalnya, gadis kecil ini cukup pelupa. Dia tidak terlalu berbakat dalam mengingat atau menghapal, apalagi soal-soal yang berhubungan dengan tahun berapa ada kejadian apa dan lain-lain. Karena itulah, hari ini si pemilik kristal abu-abu muda itu membawa cukup banyak lembaran perkamen untuk mencatat apa saja yang akan dijelaskan di kelas nanti. Berharap pelajaran tersebut tidak terlalu sulit, mengingat kelas PTIH ternyata hanya memberi tugas menggambar. Memang ada, sih rasa ingin tahu gadis itu mengenai kejadian-kejadian masa lalu soal dunia sihir. Meski dia dibesarkan di lingkungan pureblood hingga usianya menginjak 7 tahun, tetap saja sihir bukanlah sesuatu yang terlalu akrab untuknya. Demi Merlin, berikan dia ingatan yang lebih baik hari ini, please.

Gadis itu memasuki kelas dan segera mengambil tempat duduk di samping Faye. Akhirnya bertemu juga dengan anak itu lagi. Sejak masuk Hogwarts, mereka berdua rasanya belum sempat bertemu. Oh, satu kali di kelas PTIH yang juga digabung seperti kelas ini, sayangnya belum sempat mengobrol terlalu banyak. Belle melemparkan senyum pada temannya itu.

“Selamat pagi anak-anak! Aku akan memperkenalkan diri. Aku Binns yang akan mengajar Sejarah Sihir---

Weks. Gurunya hantu?!

Belle terkesiap dan sedikit berjengit karena kaget. Dia masih membiasakan diri melihat hantu-hantu transparan yang berkilau berseliweran di dalam kastil Hogwarts. Bukannya takut, hanya saja terasa aneh melihat sosok-sosok tembus pandang itu. Dunia sihir memang unik ya. Guru PTIH-nya mirip sama banshee dan sekarang guru Sejarah Sihir justru hantu sungguhan. Belle menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal -bingung. Terima sajalah. Anak itu kemudian menata perkamennya dengan rapi di atas meja, mengeluarkan pena bulunya dari dalam tas dan bersiap-siap menyimak dan mencatat pelajaran hari ini.

“Tahun-tahun awal ini menceritakan tentang dua kelompok yang memilih dua jalan yang berbeda, yaitu penyihir dan non-penyihir atau biasa disebut dengan Muggle. Para penyihir tinggal berdampingan dengan para Muggle selama berabad-abad. Tidak pernah terjadi suatu masalah serius diantara keduanya. Di Mesir Kuno, misalnya. Para penyihir disana dihormati oleh anggota masyarakat Muggle."

Bagian ini Belle pernah dengan dari kakek Russia-nya. Bahwa dulu muggle dan penyihir hidup berdampingan dengan damai. Memang seharusnya begitu, kan? Buat apa hidup dengan permusuhan. Apa yang menyebabkan muggle dan penyihir memisahkan diri? Belle kembali mendengarkan. Gadis kecil itu mulai menunjukkan ketertarikan pada pelajaran tersebut.

"Tapi pada suatu waktu, kedua kelompok tersebut mulai memisahkan diri karena Muggle mencurigai penyihir menggunakan kekuatannya untuk menguasai lalui menghancurkan dunia-nya. Para penyihir disiksa dan dianiaya oleh Muggle-muggle tersebut."

Demi ketek bisulan Merlin. Kenapa para muggle bisa-bisanya berpikir pendek seperti itu dan sampai hati menganiaya kaum penyihir?
Gadis itu semakin tertarik dan ingin tahu lebih banyak. Tak habis pikir bahwa kejadian seperti itu pernah sungguh-sungguh terjadi.

"Saat permusuhan dan peperangan makin meningkat, empat penyihir yang dianggap paling kuat memutuskan membentuk sekolah dimana mereka bisa mengajarkan dan melatih penyihir muda tentang sihir, jauh dari campur tangan Muggle. Dengan begitu, Hogwarts didirikan sebelum awal dari masa millenium."

Pena bulu yang dipegang gadis kecil itu terus sibuk berdansa dengan irama yang cepat. Mencatat setiap kata-kata yang meluncur mulus dari bibir transparan hantu tua tersebut. Mulai memahami alasan didirikannya Hogwarts. Mereka tetap ingin mendidik penerus mereka tanpa diketahui oleh para muggle yang berpikiran pendek dan negatif tentang dunia sihir. Mungkin itu memang pilihan yang terbaik, pikir Belle menganggukan kepala. Dengan itu mereka bisa dengan nyaman belajar tanpa takut dikejar-kejar dan dianiaya muggle, bukan?

"Perang diantara dua kelompok tersebut terus bertambah parah dari tahun ke tahun. Dan sekitar tahun 1600 sampai 1700, penyihir mengambil tindakan untuk menyingkirkan Muggle dari komunitas sihir. Namun pada tahun-tahun terakhir, beberapa penyihir mencoba menghentikan permusuhan antara Dunia Muggle dengan Dunia Sihir dan mempersatukannya kembali...”

Mengambil tindakan untuk menyingkirkan Muggle dari komunitas sihir? Tindakan seperti apa? Lalu untuk apa mempersatukan kembali sesuatu yang mungkin bisa mengulang tragedi yang sama? Bukankah itu sia-sia?

Belle tanpa sadar memonyongkan bibir dan mengerutkan kening --menepuk-nepuk ujung pena bulunya ke dagu. Dia sedang berpikir keras dan sedikit bingung. Dan tiba-tiba gadis di sampingnya mengacungkan tangan.

"Profesor? Faye Azursky dari Gryffindor. Bukannya penyihir itu, yah, bisa sihir? Kenapa bisa disiksa dan dianiaya muggle?"

Pertanyaan bagus. Belle juga penasaran, tuh.

Kemudian Walker, yang seasrama dengannya ikut bertanya.

"Yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan pertanyaan Nona Azursky, apakah ada efek dari penyiksaan penyihir oleh para muggle yang saya pikir—
—sedikit lebih lemah dan tidak berdaya dibandingkan penyihir? Dan apakah keempat pendiri tersebut lebih mendukung perdamaian antara muggle dan penyihir, atau mendirikan Hogwarts justru untuk lebih mengekslusifkan penyihir?"


Mengekslusifkan?

Belle ikut berdiri. Tidak terlalu setuju dengan pertanyaan Walker.

"Elsveta, Ravenclaw. Saya rasa tujuan Hogwarts didirikan lebih dengan tujuan untuk melindungi komunitas sihir dan tetap mendidik generasi muda mereka tanpa perlu takut atas ancaman penganiayaan dari para muggle, Walker. Ini hanya pendapat saya saja,sih."

Kemudian seorang anak lain yang tadi mengaku bernama Leland Kent turut menambahkan,
"Kurasa ada faktor kecemburuan besar dari para muggle karena Penyihir bisa sihir. Come on, aku saja senang setengah mati, er... penasaran lebih tepatnya, begitu aku tahu kalau dunia Lord of The Rings itu ada! Jadi, kembali ke topik. Empat penyihir ini berniat melatih para penyihir. Itu bagus. Penyihir bisa disiksa, kurasa aku pernah membaca dimana yang aku sendiri sudah lupa, kalau ternyata bahkan Penyihir itu malah senang dirinya di siksa, kind of psiko maybe. Sampai ada satu era di abad pertengahan kalau tidak salah, para penyihir memutuskan untuk menyembunyikan sihir. Mungkin mereka tidak tahan dengan tingkah para muggle? Santai, yang kelahiran muggle santai saja yah, aku juga setengah muggle kok. Dan kurasa, pemikiran mengeksklusifkan penyihir itu menarik. Mereka pada awalnya tidak menerima muggle, bukan? kalau begitu prinsip awal didirikannya sekolah ini adalah mendidik penyihir untuk menjadi tentara perang melawan muggle?"

Penyihir senang disiksa? Ide darimana itu? Mana ada orang yang tahan dianiaya? Apalagi bagian terakhir, dididik untuk menjadi tentara perang melawan muggle? Sungguhkah?

"Maaf saya memotong lagi," ujar Belle sambil menatap ke arah Leland, "Saya tidak tahu menahu soal penyihir senang disiksa, jadi saya takkan berkomentar soal itu. Tapi, kurasa tak mungkin sekolah ini didirikan untuk menjadikan kita tentara perang. Apalagi melawan muggle. Bukankah tadi Profesor bilang bahwa pada tahun-tahun terakhir beberapa penyihir mencoba menghentikan permusuhan antara Dunia Muggle dengan Dunia Sihir dan mempersatukannya kembali? Jadi, kurasa itu tak mungkin. Benar kan, Profesor?"

Seorang anak lagi mengeluarkan pendapatnya atas pertanyaan Faye,
"Maaf Miss. Azursky. Menurut saya, bukan salah kaum penyihir jika tak mau melawan. Setiap orang menyukai perdamaian. Seperti halnya yang dijelaskan Profesor, saya dapat menangkap maksud penyihir itu sendiri. Mereka hanya menginginkan hidup aman dan berdampingan dengan Muggle. Namun, Munggle melakukan salah persepsi saat mengetahui sebagian dari mereka penyihir, mereka yang tak punya kekuatan malah dengan liciknya menyerang penyihir. Seharusnya mereka mempertanyakan guna dari ilmu itu sendiri. Lagipula, apa yang namanya Muggle tidak patut disalahkan dalam hal ini? Penyihir bukanlah pokok utama permasalahan, tetapi Muggle yang tidak berpikir matang, itu masalahnya. Oleh karena itulah sangat sulit bagi penyihir untuk hidup berdampingan dengan Muggle karena pada intinya penyihir tidak pernah memiliki niat mengusik Muggle, tetapi Muggle-lah yang mengusik kaum Darah-Murni."

Belle mengangguk-angguk. Pendapat anak lelaki itu masuk akal.

"Saya setuju dengan pendapatmu, err... mister?" bingung karena tak tahu nama anak itu, "memang jika mendengar dari penuturan Profesor Bins, yang tertangkap pertama kali adalah awalnya semua ini adalah kesalahan Muggle. Namun, kita juga tak boleh melakukan stereotype pada para muggle. Karena dalam tiap komunitas pasti ada yang baik dan yang jahat --begitupun dalam komunitas penyihir. Contohnya saja Kau-Tahu-Siapa. Namun, ada pertanyaan yang sejak tadi mengusik pikiran saya, Profesor. Tadi Anda bilang bahwa sekitar tahun 1600 sampai 1700, penyihir mengambil tindakan untuk menyingkirkan Muggle dari komunitas sihir dan pada tahun-tahun terakhir mereka berusaha menghentikan permusuhan dan mempersatukannya kembali. Yang ingin saya tanyakan, tindakan seperti apa yang dilakukan oleh komunitas penyihir untuk menyingkirkan muggle? Dan untuk apa mempersatukan kembali sesuatu yang mungkin bisa mengulang tragedi yang sama? Bukankah itu sia-sia? Tidakkah keadaan seperti sekarang lebih baik? Muggle yang bisa menerima sihir dan mempunyai bakat sihir saja yang diperbolehkan belajar di Hogwarts dan berbaur dengan komunitas sihir tanpa mencampur seluruh komunitas muggle, terutama mereka yang antipati terhadap kaum penyihir."

Sedikit terkejut dengan ketertarikannya pada pelajaran itu, Belle kembali duduk sambil menunggu jawaban dari pertanyaannya.

*****

Kelas menjadi semakin ramai, satu persatu anak berusaha mengungkapkan pendapatnya dan saling bertukar pertanyaan. Menarik. Kelas yang begitu interaktif dan menyenangkan. Tak seperti hari-harinya di London yang hanya belajar berdua dengan Ms. Leona --guru privatnya. Tanpa teman-teman sekelas, tentunya interaksi seperti ini tak mungkin terjadi. Belle bersemangat memperhatikan teman-temannya asyik mengajukan pertanyaan.

"Lalu saya juga ingin menanggapi pertanyaan Miss Elsveta tentang Muggle dan Penyihir yang hidup berdampingan. Saya pernah mendengar tentang yang namanya Kementrian Sihir kalau tidak salah, dan kalau tidak salah lagi mereka yang mengatur tentang peraturan perundangan agar Muggle dan Penyihir dapat hidup berdampingan dan mencegah terjadinya masalah. Sekian pendapat dari saya. Terima kasih.. mungkin ada yang mau menambahkan?"

Seorang gadis memberikan pendapatnya atas pertanyaan yang Belle ajukan. Belle menoleh ke arah gadis itu, Semanovska eh? --melemparkan senyum berterimakasih meski itu bukan jawaban yang diinginkan oleh gadis kecil tersebut. Dia tahu bahwa kedamaian yang sekarang terjadi adalah berkat usaha dari Kementrian Sihir dan dia sangat menghargai itu --menganggap situasi saat ini justru adalah situasi terbaik bagi pihak penyihir dan juga muggle. Mungkin Semanovska salah persepsi tentang pertanyaan Belle? Gadis kecil itu pun berbisik pada Semanovska.

"Ya, aku tahu soal itu. Hanya saja jika mendengar dari penuturan Profesor Binns --seolah-olah pihak penyihir hendak mengembalikan kehidupan seperti dulu lagi. Benar-benar terbuka antara muggle dan penyihir --singkatnya benar-benar berdampingan dan bebas melakukan sihir di depan para muggle. Bukan seperti saat ini, dimana hanya muggle-muggle tertentu yang mengetahui keberadaan komunitas sihir. Mengerti maksudku?"

*****

Benar. Sejarah adalah sejarah —sudah berlalu dan tak mungkin diperbaiki kecuali ada seseorang disini yang menguasai sihir waktu. Tapi, tetap saja penuturan Profesor Binns yang singkat dan tidak mendetail memancing rasa ingin tahu para bocah-bocah kelas satu —termasuk dirinya sendiri. Bukankah ada bagian dari sejarah itu yang masih berlaku dan berlanjut sampai hari ini? Hogwarts adalah bagian dari sejarah tersebut, bukan? Bukan berarti gadis kecil itu akan mengingat keseluruhan detail-detail kecil dari pelajaran tersebut —tidak, ingatannya lemah. Catat itu. Tapi setidaknya poin-poin penting akan tetap terpatri dalam ingatannya sedemikian rupa. Gadis kecil itu ingin tahu —ingin tahu lebih banyak lagi tentang dunia yang kini dijajakinya. Dunia yang telah memperlihatkan begitu banyak keajaiban —yang telah memanjakan indera penglihatannya.

"—Namun.. kira-kira apa yah alesan sebagian penyihir dahulu yang berniat mempersatukan Muggle dan Penyihir tanpa batasan-batasan? Apakah agar mereka dapat bebas memakai sihir di dunia muggle.. atau agar mereka ingin di akui keberadaannya karena lelah menyembunyikan semua itu.. atau mereka ingin membalaskan dendam ke bangsa Muggle memakai kekutan mereka atau malah sebaliknya mereka ingin memakai sihir mereka untuk membantu kaum Muggle dan memperbaiki pandangan para Muggle terhadap mereka? itu hanya kemungkinan-kemungkinan yang terpikirkan olehku, just saying."

Gadis bernama Semanovska itu kembali menuturkan pendapatnya —kini hanya pada Nabelle. Rupanya, pemikiran Semanovska tak jauh berbeda dengan dirinya —itu membuat Nabelle merasa senang. Ini akan menjadi diskusi yang menyenangkan —sepertinya. Gadis itu dengan bersemangat mengangguk-angguk pada penuturan Semanovska.

"Ya, ya Semanovska. Aku juga memikirkan hal yang sama. Tapi kurasa bukan untuk tujuan balas dendam pada bangsa muggle karena banyak penyihir juga berasal dari bangsa itu, kan. Kurasa kemungkinan yang terakhir kamu sebut itu yang menjadi alasannya. Memperbaiki citra penyihir di mata kaum muggle non penyihir, which is kind of impossible —I think. Dan juga, mungkin salah satu alasan mereka ingin kembali mempersatukan Muggle dan Penyihir adalah —Kau-Tahu-Siapa. Bagaimana kalau kita tanyakan langsung pada Profesor?"

Gadis berambut pirang itu kemudian mengacungkan tangannya kembali setelah memberi kedipan sekilas pada Semanovska.

"Profesor, apakah alasan penyihir-penyihir tersebut ingin mempersatukan kembali Muggle dan Penyihir itu —ada hubungannya dengan Kau-Tahu-Siapa? Sekarang setelah dia jatuh, apakah keinginan tersebut masih akan dipertahankan?"

Gadis itu duduk kembali —melemparkan cengiran lebar pada Semanovska.

Label: