<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6077693976780833028\x26blogName\x3dNabelle+Marion+Elsveta\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nabellemarion.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nabellemarion.blogspot.com/\x26vt\x3d-4581477069342913430', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
profile journal tagboard affiliates credits
Disclaimer

I'm currently 13 years old


Belle's Diary


Dear Diary ♫

Memorable Stories

Contents

Belle's Bio ♫
Surat Tahun Pertama ♫
Kontrak Sihir ♫
Seleksi Asrama ♫
On A Rollercoaster Ride ♫
Berburu Naga Kerdil ♫
Half Alive ♫
It's Fun, Huh? ♫
I Want My DRAGON ♫
She's a Pedophilia Virus ♫
Pieces of Memory ♫

Archives

Recent Posts
Berburu Naga Kerdil
Another Universe versi preman
Another Universe (MENGGILA MODE)
Orkes Dangdut Keliling
Unperfect
Money Tree?
Kelas Sejarah Sihir
Hasil Karya Belle -Om Banshee-
It's Fun, huh!?
Halaman - Tek Dunk: MAU PETASAN?


Date back by month
November 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Mei 2010
Juni 2010
Sabtu, 14 November 2009 @ 07.10
`Event Halloween Ball

Akhirnya hari ini tiba juga. Pesta dansa pertama gadis kecil itu selain pesta-pesta keluarga Russia-nya. Jujur saja, gadis kecil itu sangat bersemangat. Ibunya telah mengirimkannya gaun pesta yang sangat cantik berwarna dominan hijau muda ditambah sedikit warna kuning dan putih. Di pinggang kanannya disematkan bunga buatan dari kain yang mempermanis gaun tersebut. Ibunya juga mengirimkan dia sepasang sepatu berwarna hijau muda yang cocok dengan gaun tersebut. Nah, yang paling keren adalah satu koper kecil penuh dengan bunga anggrek putih dan alat-alat penata rambut yang telah diberi sihir oleh ibunya sehingga saat gadis itu mengucapkan "dandan", peralatan tersebut akan bergerak sendiri untuk menata rambutnya. Kalau dilihat-lihat keseluruhan gaunnya itu seperti kostum Tinker Bell. Pas sekali dipakai oleh gadis itu. Membuat rambut pirangnya terlihat semakin cerah dan permata abu-abu mudanya lebih hidup.

Setelah rambutnya selesai dijalin oleh peralatan ajaib itu, gadis kecil itu terlihat seperti putri dari negeri dongeng. Dia tersenyum sendiri melihat bayangannya di depan cermin. Seandainya yang jadi pasangan dansanya malam ini adalah Prefek Artois, pasti dia akan sangat senang. Tapi, semua orang akan pakai topeng hari ini, akan susah baginya untuk menebak yang mana Kak Artois. Kecuali keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Serahkan pada Merlin.

Gadis kecil itu berjalan santai dari kastil menuju lokasi pesta, Dedalu Perkasa. Tempat itu menakutkan, pas sekali untuk Pesta Halloween. Sejujurnya, gadis kecil itu sedikit takut kesana. Makanya hingga detik ini, hanya tempat itulah yang belum diinjaknya. Setidaknya malam ini disana akan ada banyak orang dan pasti akan aman-aman saja. Sekarang gadis kecil itu sudah berdiri di depan dua pilar dengan replika labu dari kaca—pintu masuk ke tempat berlangsungnya acara. Gadis itu memandang ke dalam area yang dikelilingi tali. Takjub melihat banyak orang dengan gaun-gaun indah dan topeng-topeng yang cantik. Beberapa tampak agak menyeramkan. Gadis itu kemudian menghampiri replika labu dan mengambil sebuah nomor undian yang akan menentukan siapa pasangannya hari itu.

Nomor 85.

Siapa ya kira-kira anak lelaki dengan nomor yang sama dengannya? Bagaimana cara mereka saling bertemu nanti di tengah keramaian seperti ini. Gadis itu melangkah masuk ke dalam. Menyaksikan beberapa orang yang sepertinya adalah para Prefek sedang berdansa. Tiba-tiba seseorang menyenggol gadis itu sehingga hampir terjatuh. Orang itu bukannya minta maaf, malah berlalu begitu saja. Tempat pesta semakin padat. Suara musik yang mendayu begitu keras membuatnya agak sulit mendengar. Tiba-tiba saja, gadis itu merasa sangat kecil. Kecil—dan rapuh. Apa yang tadinya terlihat sebagai kerumunan orang-orang yang seperti karnaval, kini tampak seperti gerombolan yang mengancam. Seorang anak laki-laki menabraknya lagi. Membuat gadis kecil itu semakin kebingungan.

Kak Artois. Aku mau Kak Artois.

Gadis kecil itu tahu, tak mungkin mencari sang prefek di tempat seramai itu—di balik topeng pula. Gadis kecil itu cepat-cepat melangkah ke sebuah sudut yang agak sepi. Duduk di sebuah kursi yang ada di sana—memejamkan matanya sesaat. Bodoh, kenapa tiba-tiba dia merasa ketakutan seperti itu. Orang-orang yang ada disini adalah orang-orang yang sama yang selalu dilihatnya sehari-hari. Gadis kecil itu menyapu sekeliling tempat pesta dan melihat di sampingnya ada seorang anak laki-laki yang perawakannya mirip dengan prefek yang ia cari-cari sejak tadi. Tanpa sadar, tangannya telah menarik lengan kemeja laki-laki itu dan menyapanya. Berharap orang itu benar-benar orang yang ia cari.

"Kak Artois?"

*****

Musik mengalun lembut memenuhi seluruh area pesta, memanjakan telinga setiap insan yang menghargai musik. Semakin banyak orang-orang bertopeng yang datang bergandengan dengan pasangannya. Banyak juga anak-anak seusianya mencari-cari pasangan mereka dengan bingung di balik topeng-topeng mereka.

Dan dia hanya duduk diam di sebuah kursi di sebuah pojok yang tak begitu terlihat—menikmati alunan lembut dari sang gramofon. Gadis kecil itu enggan berbaur dengan keramaian yang memang tak begitu disukainya. Kak Artois sudah pergi meninggalkan dia dengan sebuah kata maaf kemudian menghampiri sosok seorang gadis di dekat gerbang masuk—menggandengnya ke tengah dan mereka kini berdansa dengan pasangan-pasangan prefek lainnya.

Kristal abu-abu mudanya terus memperhatikan kedua pasangan yang terlihat begitu nyaman bersama itu. Gadis kecil itu bisa melihatnya dari gestur yang ditunjukkan oleh sang prefek saat menggandeng dan memeluk gadisnya. Di matanya, kedua orang tersebut terlihat seperti Pangeran dan Putri dalam buku-buku dongengnya. Dia tersenyum kecil melihat gestur sang prefek yang menjadi begitu rileks di dekat gadisnya. Dalam diamnya, gadis kecil itu mendoakan kebahagiaan kedua sejoli itu.

Memang, dia tak tahu apa-apa soal cinta. Benak mudanya masih belum bisa mencerna segala partikel rumit yang terkandung dalam sebuah kata cinta. Yang dia tahu hanyalah, dia menyayangi sang prefek lebih dari seorang kakak tapi itu juga tak bisa disebut sebagai cinta. Beda dengan rasa sayangnya pada Challaza atau Rayearth. Mungkin karena momen yang dilewati gadis itu bersama sang prefek telah mengubah pandangannya terhadap sesuatu yang besar dalam hidupnya. Ya, dia bisa menerima keberadaannya di Ravenclaw berkat seorang Artois muda.

Dia masih bisa merasakan kehangatan lindungan yang diberikan oleh sang prefek saat menggendongnya dari danau menuju Hospital Wings, dia masih ingat semua kata-kata yang diucapkan Artois muda kepadanya. Dia masih ingat semuanya dan hal itu membuat dia semakin menghormati dan menyayangi sang prefek. Spesial. Mungkin itu kata yang tepat untuk menjelaskan arti seorang Artois muda bagi Belle kecil.

Sepi.

Bosan.


Gadis kecil itu tak tahu siapa pasangannya yang memegang nomor undian 85, dia juga tak berniat mencari. Dia masih asyik memperhatikan sang prefek kesayangannya berdansa. Perlahan gadis kecil itu berdiri—meletakkan nomor undiannya di atas kursi yang tadi ia duduki dan tanpa sadar mengikuti gerakan kedua sejoli yang sedang dilihatnya. Gadis kecil itu berdansa dengan 'pangeran' ilusinya sendiri. Sedikit berharap yang ada dalam pelukan sang prefek adalah dirinya. Dengan gemulai, kedua kakinya melangkah mengikuti irama musik, berputar dengan gerakan yang lembut. Setidaknya, rasa sepi dan bosan yang tadi ia rasakan sedikit menguap. Tidak buruk juga berdansa sendirian.



Penampilan Belle hari ini

Label: