♥ Disclaimer
I'm currently 13 years old
♥ Belle's Diary
Dear Diary ♫
♥ Memorable Stories
Contents
Belle's Bio ♫
Surat Tahun Pertama ♫
Kontrak Sihir ♫
Seleksi Asrama ♫
On A Rollercoaster Ride ♫
Berburu Naga Kerdil ♫
Half Alive ♫
It's Fun, Huh? ♫
I Want My DRAGON ♫
She's a Pedophilia Virus ♫
Pieces of Memory ♫
♥ Archives
Recent Posts
♥ Fitness? -Thread Kak Jose F. Dawne, prefek Gryffin...
♥ Seleksi Asrama
♥ Hogwarts Express - Gerbong 2 Kompartemen 2
♥ King's Cross - Peron 9 3/4
♥ Toko Lelucon Gambol & Japes
♥ Toko Tongkat Mr. Ollivander
♥ Fleur de Lys
♥ Florean Fortesque's Ice Cream Parlour
♥ Toko Hewan Sihir
♥ Kontrak Sihir
Date back by month
♥ November 2009
♥ Desember 2009
♥ Januari 2010
♥ Februari 2010
♥ Mei 2010
♥ Juni 2010
|
♥ Rabu, 04 November 2009 @ 01.07
`Come and Play With Me -Thread Reza-
Lots of Chocolates for Cassandra S. McAquilla
"What is this life if full of care; we have no time to stand and stare."
Hogwarts oh Hogwarts. Tujuh tahun Belle akan lalui hidup di sini. Dan bagi gadis kecil itu, tujuh tahun tersebut haruslah menjadi hidup yang penuh petualangan dan sesuatu yang layak dijalani. Karena itu, dia tak mau hanya diam dan melihat orang-orang begini dan begitu. Dia harus melakukan sesuatu. Tapi apa? Belle belum tahu.
Tak bisa tidur dengan segala pikiran yang bertubi-tubi menyerbu benaknya, Belle melangkah ke tempat terindah yang pernah ia lihat di Hogwarts. Danau. Setidaknya baru tempat itu yang ia tahu bisa menjadi tempat untuk mendamaikan hatinya.
Dia melangkahkan sepasang kaki mungilnya melintasi rerumputan, menghirup harumnya musim panas yang dihembuskan angin ke indera penciumannya. Sedikit berharap saat ini salah satu kakaknya menemani dia. Belle berjalan menyusuri tepian danau sambil bersenandung. Hal yang sering ia lakukan semasa di London.
Watch all the flowers Dance with the wind Listen to snowflakes Whisper your name Feel all the wonder Lifting your dreams You can fly...
Fly to who you are Climb upon your star You believe you'll find your wings Fly... to your heart... Belle mulai melompat-lompat kecil, sedikit berdansa menikmati ketenangan yang ia sukai. Kemudian ia melangkah menuju sebuah pohon terdekat, hendak duduk disana. Sedikit terkejut, Belle mendapati ada seorang gadis lain sedang duduk bersandar di bawah pohon yang sama. Matanya terpejam.
Apakah ia tertidur?
Belle berjongkok di samping gadis itu, menyapanya perlahan.
"Hey, jangan tidur disini. Kamu bisa masuk angin, lho."
OOC : Credit to Selena Gomez - Fly to Your Heart
*~*~*
Gadis yang disapanya membuka mata dan tersenyum ramah. Membenarkan duduknya.
“Aku tak tidur kok,” jawabnya ramah pada Belle. “Siapa namamu? Panggil saja aku Reza,” ujarnya lagi.
Gadis itu memiliki sepasang manik cokelat yang cantik. Sikapnya yang ramah membuat Belle merasa nyaman, ia dengan anggun duduk di atas hamparan hijau yang lembut --ikut bersandar di pohon di samping gadis itu. Menyunggingkan seulas senyum yang menjadi ciri khas seorang Nabelle.
"Senang berkenalan denganmu, Reza. Kupikir kau tidur tadi. Namaku Nabelle, kau boleh panggil aku Belle," jawab Belle. Seorang teman baru lagi, pikirnya riang.
Baru saja Belle hendak melemparkan pertanyaan, tiba-tiba seorang anak lelaki menghampiri mereka dengan langkah lambat. Entah malu atau takut pada mereka berdua. Demi jenggot Merlin yang ubanan, masa anak lelaki takut pada anak perempuan semanis mereka?
"Hai--boleh aku ikut berteduh di sini?"ujar anak itu.
“Tidak boleh,” sahut Reza cepat, disusul dengan tawa keras yang membuat Belle terkejut. Ha-Ha... siapa sangka teman barunya adalah anak yang periang seperti ini. Belle ikut tertawa dibuatnya.
“Tentu saja boleh. Ini ‘kan tempat untuk seluruh murid Hogwarts,” jawab Reza lagi.
"Duduklah. Siapa namamu?" ujar Belle lembut pada anak lelaki itu.
Belle tak menyadari, di dekatnya ada seseorang yang ia kenal (Clive, red) juga sedang memperluas sosialisasi dengan sesama entitas Hogwarts.
*~*~*
Manusia, baik dia adalah pureblood, halfblood, muggleborn atau muggle biasa, mereka tetaplah manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial. Makhluk yang takkan mungkin bisa hidup sendirian. Kau boleh bilang, kau mampu jalani segalanya sendirian. Tapi, kenyataannya, jika manusia sendirian tanpa manusia lain, maka dia akan masuk ke dalam jurang bernama kesepian. Jurang terjahat yang pernah ada di muka bumi. Jurang yang bisa membawamu pada kegilaan, depresi mendalam bahkan kematian (bunuh diri misalnya).
Seharusnya kenyataan tersebut menyadarkan mereka-mereka yang congkak. Yang memilih-milih teman berdasarkan status darah, berdasarkan ras atau apapun itu. Sehebat apapun dirimu, tak ada gunanya bila tak ada yang melihat kehebatanmu.
Teman. Ya, semua orang butuh teman --tanpa terkecuali.
Sekarang di Hogwarts, Belle sudah punya cukup banyak teman dan tentunya masih membuka hati untuk teman-teman baru. Tak terbatas. Belle suka berteman. Teman-teman sebaya yang bisa berbagi suka dan duka. Selama 11 tahun ini, Belle tak punya teman sebaya. Makanya, sekarang dia sangat senang.
Anak lelaki yang barusan disapanya itu, kini duduk di dekat mereka. Satu lagi orang yang ramah.
"Oh iya--hampir lupa. Aku Sean--Sean Lauterbrunnen. Kalian siapa? Senang bisa berkenalan dengan kalian."
"Namaku Nabelle, kau bisa panggil aku Belle. Dan dia adalah Reza Arthamevia." ujar Belle sembari memperkenalkan teman barunya.
Samar-samar, telinganya mendengar suara benda berat terjatuh dari belakangnya. Namun, Belle tak sempat melihat apa yang jatuh karena sedang asyik mengobrol dengan teman-teman barunya.
Tiba-tiba sesosok wajah familiar muncul di sampingnya. Nyaris membuat Belle berteriak kaget.
"Belle! Kamu di sini?? Ah, lagi-lagi aku bertemu kamu. Dan......" rupanya itu Clive. Anak itu mengalihkan pandangannya pada anak perempuan di sampingnya.
".... anda Ms Rezaldy bukan? Emm, maaf kalau salah, kurasa aku pernah mendengar namamu ketika memesan jubah di Diagon Alley." lanjut Clive sambil tersenyum.
"Dan kau?" Kali ini matanya tertuju pada anak lelaki yang sedang bersama mereka. "Perkenalkan, aku Clive Azursky murid baru tahun pertama" Clive mengulurkan tangannya pada Reza dan Sean sebagai tanda berkenalan.
"Dan boleh aku duduk bergabung dengan kalian?" Clive mengangkat alisnya dengan wajah bersahabat.
Belle tersenyum pada Clive, sedikit terkejut dengan tingkahnya yang agak berbeda dari biasanya.
"Silakan Clive. Tak kusangka kau orangnya ramai juga, ya. Kupikir kau tipe yang pendiam," ujar Belle polos.
*~*~*
"Pendiam? Err, aku terlihat begitu ya?" ujar Clive nyengir sambil mengambil tempat untuk duduk di bawah pohon yang teduh.
"Ya beginilah aku, tergantung mood... mungkin kadang terlihat cuek, apalagi bila sedang badmood. Tapi sebenarnya aku sangat senang berteman dengan siapa saja. Yah, sepanjang mereka bisa menerimaku dan aku bisa menerima mereka."
Belle tersenyum mendengar perkataan Clive tersebut. Memang mereka tak terlalu sering mengobrol saat di Leaky Cauldron, apalagi saat di Diagon Alley. Clive jelas begitu sibuk membeli segala perlengkapan sekolahnya. Saat di kereta pun, mereka tak terlalu banyak bicara karena Belle tertidur beberapa saat setelah Hogwarts Express bergerak.
Kembali bersandar di batang pohon yang kokoh. Memejamkan mata, mendengarkan pembicaraan teman-teman barunya yang sedang asyik memperkenalkan diri. Belle bersyukur bisa datang ke Hogwarts. Sebuah kehidupan yang memang semestinya dijalani oleh gadis seusia Belle. Bersenda gurau bersama teman-teman sebaya, bukan dengan ibu, guru privat atau kakek dan nenek semata.
Perlahan, Belle mengeluarkan Heart dari sarung putihnya kemudian dengan lembut memetik satu persatu senar gitar pink-nya itu. Mengiringi nyanyian angin musim panas yang menghembuskan kehangatan pada jiwa-jiwa muda di Hogwarts. Ah, betapa nikmatnya suasana ini. Berharap semua ini bukanlah mimpi. Kalaupun ini mimpi, biarkanlah ia tertidur lebih lama lagi.
I will never stop smiling to a new life i'm living now Maybe it'll be a little hard But it won't make me fall It will never let me fall.. I will grab my dreams and fly... fly with my wings
Serangkaian kata-kata baru mengalir dalam senandungnya. Bukti betapa Belle menikmati segala yang ada di hadapannya. Dia tak takut pada apa yang akan ia hadapi nanti, karena sekarang ia tak lagi sendiri.
“Kaukah yang tadi jatuh, Azursky?”
Sebuah pertanyaan singkat menggelitik indera pendengaran Belle. Ia membuka matanya tanpa menghentikan petikan pada dawai Heart --menatap Clive dengan ekspresi ingin tahu.
"Ehm... yeah. Kau tadi melihatnya?" ujar Clive terkekeh sambil menggaruk hidungnya.
Belle menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil. Tak heran celana Clive begitu kotor seolah lapangan rumput ini hendak tumbuh di bokong kurusnya. Belle kembali bersandar, melanjutkan nyanyiannya dengan senyuman.
For everything become so bright Full of laughter, full of smile This is the life where I belong So I'll never stop trying never stop fighting Cause I am not alone anymore...
Dan sebuah tanya mengusik benak Belle.
"Clive, kau tak bersama Faye?"
OOC: Song lyric credit to Yuki Aikawa
*~*~*
"Err, oh kupikir dia sedang di asramanya. Kau tahu kan dia mendapat asrama yang berbeda dariku, yah berbeda dari kita maksudku," ujar Clive tergagap. Sepertinya anak itu terkejut karena Belle tiba-tiba menanyakan soal Faye. Dasar kembar, segitunya tak ingin dipisahkan?
"Ah, kaget ya? Maafkan aku," ujar Belle lirih.
Tiba-tiba saja perhatian mereka semua teralih saat Sean meneriakkan sesuatu yang mengatakan bahwa ada seseorang sedang menggunakan mantra terbang. Benar. Ada seseorang sedang melemparkan batu menggunakan tongkatnya. Maksudnya, dengan sihir. Bukan benar-benar melempar dengan tongkat lho.
"Wah, ini pertama kalinya aku melihat sesuatu yang SIHIR BANGET!!" ujar Belle terpesona.
"Err, itu Wingardium Leviosa bukan? Aku penasaran apakah mantera itu dapat membuat kita bisa terbang?"
"Tapi bukankah mantra itu hanya untuk benda yang ringan? Sedangkan untuk menerbangkan tubuh itu memakai sapu terbang?"
Wingardium Leviosa.. Belle yakin dia pernah mendengar mantra tersebut, entah dari ibu atau almarhum ayahnya. Dan dia juga pernah membacanya dari buku-buku pelajaran yang ia beli di Diagon Alley.
Belle mengambil tongkat dari kantong jubahnya. Iseng mencoba mengayun-ayunkannya ke arah sebuah batu kecil di samping duduknya.
"Wingardium leviosa...," ujarnya lirih supaya tak terdengar teman-temannya.
Tak terjadi apa-apa. Belle mendengus. Ia kemudian mencoba lagi.
"Wingardium leviosa."
Tiba-tiba batu tersebut melayang sekitar 5 cm dari tanah. Belle terhenyak kaget dan batu itu jatuh lagi ke tanah.
Semoga tak ada yang melihat kejadian barusan.
Belle tersenyum lalu mencium tongkat sihirnya. Label: Kastil Hogwarts - Danau
|
♥ The Webmistress
(Nabelle Marion Elsveta)
[Nama -- Panggilan]: Nabelle Marion Elsveta – Belle | Marion
[Status Darah]: Halfblood
[Tempat dan Tanggal Lahir]: Novgorod - Russia, 13 Januari 1973
[Asrama]: Ravenclaw
[Tahun Masuk Hogwarts]: 1984
[Peliharaan]: 2 ekor puffskein warna kuning muda (Banana) dan hijau lemon (Lime).
[Tongkat sihir]: Birch 25.5cm; inti Nadi Naga Kerdil Islandia
[TRIVIA]: Di hari kematian ayahnya, Nabelle diberi jampi ingatan Obliviate oleh kakek Rusia untuk menutupi kenyataan tentang kematian ayahnya yang sebenarnya.
|
♥ Rabu, 04 November 2009 @ 01.07
`Come and Play With Me -Thread Reza-
Lots of Chocolates for Cassandra S. McAquilla
"What is this life if full of care; we have no time to stand and stare."
Hogwarts oh Hogwarts. Tujuh tahun Belle akan lalui hidup di sini. Dan bagi gadis kecil itu, tujuh tahun tersebut haruslah menjadi hidup yang penuh petualangan dan sesuatu yang layak dijalani. Karena itu, dia tak mau hanya diam dan melihat orang-orang begini dan begitu. Dia harus melakukan sesuatu. Tapi apa? Belle belum tahu.
Tak bisa tidur dengan segala pikiran yang bertubi-tubi menyerbu benaknya, Belle melangkah ke tempat terindah yang pernah ia lihat di Hogwarts. Danau. Setidaknya baru tempat itu yang ia tahu bisa menjadi tempat untuk mendamaikan hatinya.
Dia melangkahkan sepasang kaki mungilnya melintasi rerumputan, menghirup harumnya musim panas yang dihembuskan angin ke indera penciumannya. Sedikit berharap saat ini salah satu kakaknya menemani dia. Belle berjalan menyusuri tepian danau sambil bersenandung. Hal yang sering ia lakukan semasa di London.
Watch all the flowers Dance with the wind Listen to snowflakes Whisper your name Feel all the wonder Lifting your dreams You can fly...
Fly to who you are Climb upon your star You believe you'll find your wings Fly... to your heart... Belle mulai melompat-lompat kecil, sedikit berdansa menikmati ketenangan yang ia sukai. Kemudian ia melangkah menuju sebuah pohon terdekat, hendak duduk disana. Sedikit terkejut, Belle mendapati ada seorang gadis lain sedang duduk bersandar di bawah pohon yang sama. Matanya terpejam.
Apakah ia tertidur?
Belle berjongkok di samping gadis itu, menyapanya perlahan.
"Hey, jangan tidur disini. Kamu bisa masuk angin, lho."
OOC : Credit to Selena Gomez - Fly to Your Heart
*~*~*
Gadis yang disapanya membuka mata dan tersenyum ramah. Membenarkan duduknya.
“Aku tak tidur kok,” jawabnya ramah pada Belle. “Siapa namamu? Panggil saja aku Reza,” ujarnya lagi.
Gadis itu memiliki sepasang manik cokelat yang cantik. Sikapnya yang ramah membuat Belle merasa nyaman, ia dengan anggun duduk di atas hamparan hijau yang lembut --ikut bersandar di pohon di samping gadis itu. Menyunggingkan seulas senyum yang menjadi ciri khas seorang Nabelle.
"Senang berkenalan denganmu, Reza. Kupikir kau tidur tadi. Namaku Nabelle, kau boleh panggil aku Belle," jawab Belle. Seorang teman baru lagi, pikirnya riang.
Baru saja Belle hendak melemparkan pertanyaan, tiba-tiba seorang anak lelaki menghampiri mereka dengan langkah lambat. Entah malu atau takut pada mereka berdua. Demi jenggot Merlin yang ubanan, masa anak lelaki takut pada anak perempuan semanis mereka?
"Hai--boleh aku ikut berteduh di sini?"ujar anak itu.
“Tidak boleh,” sahut Reza cepat, disusul dengan tawa keras yang membuat Belle terkejut. Ha-Ha... siapa sangka teman barunya adalah anak yang periang seperti ini. Belle ikut tertawa dibuatnya.
“Tentu saja boleh. Ini ‘kan tempat untuk seluruh murid Hogwarts,” jawab Reza lagi.
"Duduklah. Siapa namamu?" ujar Belle lembut pada anak lelaki itu.
Belle tak menyadari, di dekatnya ada seseorang yang ia kenal (Clive, red) juga sedang memperluas sosialisasi dengan sesama entitas Hogwarts.
*~*~*
Manusia, baik dia adalah pureblood, halfblood, muggleborn atau muggle biasa, mereka tetaplah manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial. Makhluk yang takkan mungkin bisa hidup sendirian. Kau boleh bilang, kau mampu jalani segalanya sendirian. Tapi, kenyataannya, jika manusia sendirian tanpa manusia lain, maka dia akan masuk ke dalam jurang bernama kesepian. Jurang terjahat yang pernah ada di muka bumi. Jurang yang bisa membawamu pada kegilaan, depresi mendalam bahkan kematian (bunuh diri misalnya).
Seharusnya kenyataan tersebut menyadarkan mereka-mereka yang congkak. Yang memilih-milih teman berdasarkan status darah, berdasarkan ras atau apapun itu. Sehebat apapun dirimu, tak ada gunanya bila tak ada yang melihat kehebatanmu.
Teman. Ya, semua orang butuh teman --tanpa terkecuali.
Sekarang di Hogwarts, Belle sudah punya cukup banyak teman dan tentunya masih membuka hati untuk teman-teman baru. Tak terbatas. Belle suka berteman. Teman-teman sebaya yang bisa berbagi suka dan duka. Selama 11 tahun ini, Belle tak punya teman sebaya. Makanya, sekarang dia sangat senang.
Anak lelaki yang barusan disapanya itu, kini duduk di dekat mereka. Satu lagi orang yang ramah.
"Oh iya--hampir lupa. Aku Sean--Sean Lauterbrunnen. Kalian siapa? Senang bisa berkenalan dengan kalian."
"Namaku Nabelle, kau bisa panggil aku Belle. Dan dia adalah Reza Arthamevia." ujar Belle sembari memperkenalkan teman barunya.
Samar-samar, telinganya mendengar suara benda berat terjatuh dari belakangnya. Namun, Belle tak sempat melihat apa yang jatuh karena sedang asyik mengobrol dengan teman-teman barunya.
Tiba-tiba sesosok wajah familiar muncul di sampingnya. Nyaris membuat Belle berteriak kaget.
"Belle! Kamu di sini?? Ah, lagi-lagi aku bertemu kamu. Dan......" rupanya itu Clive. Anak itu mengalihkan pandangannya pada anak perempuan di sampingnya.
".... anda Ms Rezaldy bukan? Emm, maaf kalau salah, kurasa aku pernah mendengar namamu ketika memesan jubah di Diagon Alley." lanjut Clive sambil tersenyum.
"Dan kau?" Kali ini matanya tertuju pada anak lelaki yang sedang bersama mereka. "Perkenalkan, aku Clive Azursky murid baru tahun pertama" Clive mengulurkan tangannya pada Reza dan Sean sebagai tanda berkenalan.
"Dan boleh aku duduk bergabung dengan kalian?" Clive mengangkat alisnya dengan wajah bersahabat.
Belle tersenyum pada Clive, sedikit terkejut dengan tingkahnya yang agak berbeda dari biasanya.
"Silakan Clive. Tak kusangka kau orangnya ramai juga, ya. Kupikir kau tipe yang pendiam," ujar Belle polos.
*~*~*
"Pendiam? Err, aku terlihat begitu ya?" ujar Clive nyengir sambil mengambil tempat untuk duduk di bawah pohon yang teduh.
"Ya beginilah aku, tergantung mood... mungkin kadang terlihat cuek, apalagi bila sedang badmood. Tapi sebenarnya aku sangat senang berteman dengan siapa saja. Yah, sepanjang mereka bisa menerimaku dan aku bisa menerima mereka."
Belle tersenyum mendengar perkataan Clive tersebut. Memang mereka tak terlalu sering mengobrol saat di Leaky Cauldron, apalagi saat di Diagon Alley. Clive jelas begitu sibuk membeli segala perlengkapan sekolahnya. Saat di kereta pun, mereka tak terlalu banyak bicara karena Belle tertidur beberapa saat setelah Hogwarts Express bergerak.
Kembali bersandar di batang pohon yang kokoh. Memejamkan mata, mendengarkan pembicaraan teman-teman barunya yang sedang asyik memperkenalkan diri. Belle bersyukur bisa datang ke Hogwarts. Sebuah kehidupan yang memang semestinya dijalani oleh gadis seusia Belle. Bersenda gurau bersama teman-teman sebaya, bukan dengan ibu, guru privat atau kakek dan nenek semata.
Perlahan, Belle mengeluarkan Heart dari sarung putihnya kemudian dengan lembut memetik satu persatu senar gitar pink-nya itu. Mengiringi nyanyian angin musim panas yang menghembuskan kehangatan pada jiwa-jiwa muda di Hogwarts. Ah, betapa nikmatnya suasana ini. Berharap semua ini bukanlah mimpi. Kalaupun ini mimpi, biarkanlah ia tertidur lebih lama lagi.
I will never stop smiling to a new life i'm living now Maybe it'll be a little hard But it won't make me fall It will never let me fall.. I will grab my dreams and fly... fly with my wings
Serangkaian kata-kata baru mengalir dalam senandungnya. Bukti betapa Belle menikmati segala yang ada di hadapannya. Dia tak takut pada apa yang akan ia hadapi nanti, karena sekarang ia tak lagi sendiri.
“Kaukah yang tadi jatuh, Azursky?”
Sebuah pertanyaan singkat menggelitik indera pendengaran Belle. Ia membuka matanya tanpa menghentikan petikan pada dawai Heart --menatap Clive dengan ekspresi ingin tahu.
"Ehm... yeah. Kau tadi melihatnya?" ujar Clive terkekeh sambil menggaruk hidungnya.
Belle menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil. Tak heran celana Clive begitu kotor seolah lapangan rumput ini hendak tumbuh di bokong kurusnya. Belle kembali bersandar, melanjutkan nyanyiannya dengan senyuman.
For everything become so bright Full of laughter, full of smile This is the life where I belong So I'll never stop trying never stop fighting Cause I am not alone anymore...
Dan sebuah tanya mengusik benak Belle.
"Clive, kau tak bersama Faye?"
OOC: Song lyric credit to Yuki Aikawa
*~*~*
"Err, oh kupikir dia sedang di asramanya. Kau tahu kan dia mendapat asrama yang berbeda dariku, yah berbeda dari kita maksudku," ujar Clive tergagap. Sepertinya anak itu terkejut karena Belle tiba-tiba menanyakan soal Faye. Dasar kembar, segitunya tak ingin dipisahkan?
"Ah, kaget ya? Maafkan aku," ujar Belle lirih.
Tiba-tiba saja perhatian mereka semua teralih saat Sean meneriakkan sesuatu yang mengatakan bahwa ada seseorang sedang menggunakan mantra terbang. Benar. Ada seseorang sedang melemparkan batu menggunakan tongkatnya. Maksudnya, dengan sihir. Bukan benar-benar melempar dengan tongkat lho.
"Wah, ini pertama kalinya aku melihat sesuatu yang SIHIR BANGET!!" ujar Belle terpesona.
"Err, itu Wingardium Leviosa bukan? Aku penasaran apakah mantera itu dapat membuat kita bisa terbang?"
"Tapi bukankah mantra itu hanya untuk benda yang ringan? Sedangkan untuk menerbangkan tubuh itu memakai sapu terbang?"
Wingardium Leviosa.. Belle yakin dia pernah mendengar mantra tersebut, entah dari ibu atau almarhum ayahnya. Dan dia juga pernah membacanya dari buku-buku pelajaran yang ia beli di Diagon Alley.
Belle mengambil tongkat dari kantong jubahnya. Iseng mencoba mengayun-ayunkannya ke arah sebuah batu kecil di samping duduknya.
"Wingardium leviosa...," ujarnya lirih supaya tak terdengar teman-temannya.
Tak terjadi apa-apa. Belle mendengus. Ia kemudian mencoba lagi.
"Wingardium leviosa."
Tiba-tiba batu tersebut melayang sekitar 5 cm dari tanah. Belle terhenyak kaget dan batu itu jatuh lagi ke tanah.
Semoga tak ada yang melihat kejadian barusan.
Belle tersenyum lalu mencium tongkat sihirnya. Label: Kastil Hogwarts - Danau
|
♥ Tagboard
ShoutMix chat widget
|
♥ Friends
Naoto Matsushima
Zeus Pierre
Chiaki Kashiwabara
Allyriane Lakeisha Colette
Faye L. Azursky
Funny
Guffaws
|
♥ About this Site
Designer : Nicole
Basecode : Fang Min
Banner : Xiaorene
Material: Cyworld
Cursor : Lovelycore
Graphics : Creambunny
|