<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6077693976780833028\x26blogName\x3dNabelle+Marion+Elsveta\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://nabellemarion.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://nabellemarion.blogspot.com/\x26vt\x3d-4581477069342913430', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
profile journal tagboard affiliates credits
Disclaimer

I'm currently 13 years old


Belle's Diary


Dear Diary ♫

Memorable Stories

Contents

Belle's Bio ♫
Surat Tahun Pertama ♫
Kontrak Sihir ♫
Seleksi Asrama ♫
On A Rollercoaster Ride ♫
Berburu Naga Kerdil ♫
Half Alive ♫
It's Fun, Huh? ♫
I Want My DRAGON ♫
She's a Pedophilia Virus ♫
Pieces of Memory ♫

Archives

Recent Posts
King's Cross - Peron 9 3/4
Toko Lelucon Gambol & Japes
Toko Tongkat Mr. Ollivander
Fleur de Lys
Florean Fortesque's Ice Cream Parlour
Toko Hewan Sihir
Kontrak Sihir
Surat Tahun Pertama
Biodata Nabelle


Date back by month
November 2009
Desember 2009
Januari 2010
Februari 2010
Mei 2010
Juni 2010
Rabu, 04 November 2009 @ 00.28
`Hogwarts Express - Gerbong 2 Kompartemen 2


1 September 1984


Belle membuka matanya setelah berlari menerobos tembok pembatas yang kata Mom menuju peron 9 3/4, dengan hati berdebar-debar. Berhasil atau tidak ya? Rupanya dia berhasil. Di depan matanya kini ada sebuah kereta besar berwarna merah menyala yang bertuliskan Hogwarts Express. Wah, keren. Dia belum pernah melihat kereta se-ngejreng ini.

Belle memasuki gerbong kedua dan mencari-cari kompartemen yang kosong. Kalau bisa yang ada Kak Chall. Ah! Merlin, hari ini kau baik hati. Dengan mudah Belle melihat sang kakak ada di dalam kompartemen nomor 2. Belle segera masuk dengan tersenyum.

"Hai, Kak. Belle duduk disini ya," ujar Belle sambil mengambil tempat di samping jendela --di sebelah kakaknya lalu menyapa seorang anak perempuan yang juga sudah duduk di dalam kompartemen yang sama, "Halo. Aku Nabelle. Kucingmu manis sekali."

Tas putihnya ia letakkan di pangkuannya. Untung hari ini dia memakai celana jeans 7/8 mengikuti saran ibunya. Repot juga duduk di tempat seperti ini kalau menggunakan rok. Namun seperti biasa, penampilan Belle selalu manis. Dengan bando pink di kepala dan atasan chiffon berwarna pink muda dan putih. Belle terlihat manis seperti gulali.

Kedua puffskeinnya tiba-tiba keluar dari saku bajunya. Lemon melompat ke pangkuan Kak Chall dan Banana mendekam di bahu kirinya.

"Ih, Lemon genit," ujar Belle terkikik pada puffskeinnya yang berwarna kuning muda.

Suasana di dalam kompartemen enak juga. Mumpung masih sepi, sepertinya asyik kalau memainkan lagu dengan gitarnya disini. Belle meletakkan tas putihnya di lantai kompartemen, membukanya dan mengeluarkan gitarnya. Aneh sekali melihat gitar yang besar keluar dari sebuah tas yang hanya sepertiga ukuran gitar itu.

Belle memandang ke arah Kak Chall dan anak perempuan berbaju kuning, memberikan isyarat bahwa dia ingin memainkan gitarnya.

Belle bersandar, mengambil posisi yang nyaman dan mulai memetik gitarnya. Memberi suasana hangat dalam kompartemen nomor 2 tersebut.

Somewhere over the rainbow
Way up high
And the dreams that you dream of
once in the love
will bye oh

Somewhere over the rainbow
Bluebirds fly
And the dreams that you dream of
dreams really do come true.

Someday I'll wish upon a star
with a bed of flowers are far behind.
Where troubles melt like lemon drops
High above the chimney top
That's were
You'll find me.

Somewhere over the rainbow
Bluebirds fly
And the dreams that you did too
oh why, oh why
Can't I.

......


Selesai bernyanyi, matanya tertumbuk pada seekor hewan aneh berwarna hijau. Belle memicingkan matanya untuk memperjelas pandangannya.

"A... apa itu? Na... naga kah?"

*~*~*

Mata Belle masih terbelalak melihat sesosok makhluk yang keluar dari kantong tas gadis di hadapannya itu. Mirip seperti naga tapi kecil sekali. Bukankah naga itu sangatlah besar? Belle terheran-heran –mulutnya terbuka seperti ikan mas koki.

"Mana?" tanya Chall pada Belle. Belle menunjukkan apa yang dia maksud pada kakaknya, tapi makhluk itu sudah tak ada di tempatnya. Entah bersembunyi dimana. Ataukah Belle hanya berkhayal? Buktinya gadis yang ia pikir pemilik makhluk itu hanya diam saja.

“I… itu… sepertinya Belle salah lihat, Kak,” ujar Belle nyengir pada kakaknya.

Sebenarnya ia masih penasaran, tapi daripada membuat malu dirinya sendiri lebih baik ia lupakan saja.

"Kau tidak salah kok, Nabelle. Kenalkan, namanya Pod." Pod meringkuk di atas telapak tangan Devin dengan malu-malu, tetapi tidak lama setelah itu, makhluk kecil itu beterbangan di atas kepala Chall dan Nabelle. "Dia adalah seekor miniatur naga." Jelas gadis itu, memberi dengar aksen Irishnya dengan kedua orang dalam kompartemen.

Waaaaaaah... ada naga sedang terbang berputar-putar di atas kepala Belle!

Keren!

Ajaib!

Spektakuler!

Belle menghadap ke atas, ternganga dan terkagum-kagum.

"Naga sungguhan...," gumam Belle kagum.

Belle mengangkat tangan kanannya ke arah naga kecil itu dan naga itu bertengger begitu saja di punggung tangannya. Belle senang bukan main.

"Hai, Pod. Salam kenal. Aku Belle dan ini Banana dan Lemon. Kalian berteman yang akrab ya," ujar Belle lembut pada naga kecil itu sambil menunjukkan kedua puffskeinnya.

"By the way, Nabelle, kau pintar sekali menyanyinya ya." Sebuah garis yang membentuk huruf kapital 'U' terulas di wajahnya dengan ramah.

Belle mengarahkan pandangannya pada Devin dengan wajah bersemu merah. Dia masih belum terbiasa dengan pujian.

"Terimakasih, Kak. Aku tak bisa hidup tanpa menyanyi," ujar Belle polos sambil bersandar di bahu Chall, kakaknya.

BRAAK.

Tiba-tiba pintu kompartemen terbuka dengan keras, disusul dengan munculnya sesosok gadis pirang yang sepertinya kaget melihat mereka semua (Ms. Roax, red).

“Err.. aku boleh duduk sini tidak?” tanyanya dengan pipi memerah.

Agak sedikit bingung, Belle menggaruk kepalanya, “Sebenarnya di sini sudah penuh. Tapi jika yang lain tak keberatan, aku tak masalah kamu bergabung disini.”

Belum sempat gadis itu menjawab, tiba-tiba seorang anak lelaki dengan rambut pirang berombak menyerobot masuk dan langsung duduk di tempat kosong. Rupanya Clive, kakak kembar Faye. Faye-nya?

Jawaban atas pertanyaan Belle datang tak lama kemudian. Teman barunya, Faye datang dan menyapanya. Langsung mengambil tempat duduk di samping gadis berbaju kuning. Belle melemparkan senyum padanya. Bukan tak ingin menyapa, tapi anak itu sudah asyik mengobrol dengan kembarannya.

"Hei kalian.. Sungguh beruntung aku bertemu kalian disini. Aku bisa mati gila dari tadi. Bisa kulihat disini sudah penuh," tiba-tiba terdengar sebuah suara feminin dari arah pintu kompartemen. Ramai sekali, ya. Rupanya itu Jean. Sepertinya dia belum mendapatkan tempat di Hogwarts Express.

"Hai, Jean. Sayang sekali kamu terlambat datang. Semoga kamu cepat menemukan kompartemen yang kosong ya," ujar Belle sembari tersenyum tak enak pada temannya itu.

Kompartemen ini sudah mulai penuh, sebaiknya gitarku kusimpan saja.

Selagi Belle sibuk memasukkan gitarnya, datang lagi seorang anak lelaki bertubuh gempal ke kompartemen mereka sambil memamerkan gigi-giginya yang putih. Sepertinya dia teman baik Kak Chall dan gadis berbaju kuning itu, karena begitu masuk dia langsung menyapa mereka dengan nama panggilan yang aneh.Challaly? Devinly? Challaly sudah jelas nama panggilan untuk kakaknya, Challaza. Devinly mungkin nama gadis berbaju kuning itu. Err… mungkin tanpa imbuhan –ly.

“Hai! Aku Ziggy! Kalian baru masuk Hogwarts ya?” sapa anak lelaki gempal itu.

“Hai, aku Nabelle. Baru masuk Hogwarts. Mohon bimbingan senior,” jawab Belle tersenyum. Dia agak sedikit risih dengan penampilan Ziggy yang berantakan. Kalau melihat yang seperti itu, rasanya dia gatal ingin membuat orang itu lebih modis dan rapi.

Belle tertawa melihat kakaknya dengan gembira merangkul Ziggy. Rupanya mereka berdua bersahabat. Baru kali ini Belle melihat sosok kekanakan kakaknya dan Belle menyukai keakraban mereka berdua. Kemudian sang kakak menyapa si kembar Azursky yang kemudian dijawab oleh Faye. Belle baru tahu kalau Faye punya seekor kucing. Namanya cocok dengan tanda di dahi kucing itu, Domino.

“Faye, kucingmu lucu sekali. Seperti domino tapi juga tampak seperti biksu kucing. Hahaha,” ujar Belle tertawa.

Perlahan Belle menyandarkan punggung langsingnya ke sandaran bangku kereta. Melirik kakaknya yang ada di samping kanannya, agak terkantuk-kantuk. Pasti Kak Chall kurang tidur karena semalam menemani Belle yang sakit. Kasihan.

Dengan lembut Belle merapatkan duduknya pada Chall, mendekatkan bibirnya di telinga anak itu.

“Kak, sandarkan saja kepalamu di pundak Belle,” bisik Belle sambil tersenyum penuh sayang, “Kakak jadi kurang tidur gara-gara aku. Tuh, matamu agak merah.”

Ternyata begini rasanya punya saudara. Perjalanan ke Hogwarts terasa lebih menyenangkan dengan adanya ‘kakak’ dan teman-teman barunya. Gadis kecil itu sudah tak sabar menanti petualangannya di sekolah sihir.

Aku akan belajar sihir dengan giat dan menjadi lebih kuat. Lalu aku akan berjuang menjadi seorang auror yang lebih hebat dari Dad. Meneruskan impian Dad.

Belle berjanji pada dirinya sendiri.

Tak lama Belle mendengar pertanyaan mengerikan dari Devin. Pertanyaan yang ditujukan pada Ziggy, sahabat Chall. Belle tak begitu ingat pertanyaannya, tapi ada hubungannya dengan kodok.

Cowok gemuk bercincin kupu-kupu ini punya kodok?

Benjol Merlin, tolong jauhkan makhluk hijau berlendir dari hadapanku!



Belle's Fashion Today

Label: